Jumat, 26 Desember 2008

VitaMiN

Macam-Macam Vitamin & Kegunaannya (1)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C.
- Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat vitamin ADEK.

1. Vitamin A.
- Sumber Vitamin A =
Susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain).
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A =
rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

2. Vitamin B1.
- Sumber yang mengandung vitamin B1 =
Gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 =
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

3. Vitamin B2.
- Sumber yang mengandung vitamin B2 =
Sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 =
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.

4. Vitamin B3.
- Sumber yang mengandung vitamin B3 =
Buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 =
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain

5. Vitamin B5.
- Sumber yang mengandung vitamin B5 =
Daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 =
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain.
babeh9694 is offline Reply With Quote
Old 20-08-2007, 04:20 PM #2
babeh9694
[DS] Mania

babeh9694's Avatar

Join Date: Oct 2006
Posts: 299
Thanks: 0
Thanked 2 in 2 Posts
babeh9694 is on a distinguished road
Lightbulb Macam-Macam Vitamin & Kegunaannya (2)

6. Vitamin B6.
- Sumber yang mengandung vitamin B6 =
Kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 =
pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.

7. Vitamin B12.
- Sumber yang mengandung vitamin B12 =
Telur, hati, daging, dan lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 =
Kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.

8. Vitamin C.
- Sumber yang mengandung vitamin C =
Jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C =
Mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain

9. Vitamin D.
- Sumber yang mengandung vitamin D =
Minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D =
Gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

10. Vitamin E.
- Sumber yang mengandung vitamin E =
Ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E =
Bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.

11. Vitamin K.
- Sumber yang mengandung vitamin K =
Susu, kuning telur, sayuran segar, dll.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K =
Darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.
babeh9694 is offline Reply With Quote

Perawatan luka dan Jahitan

Ditulis oleh Agung Dwi Wahyu Widodo, Dr. ; Galih Endradita M. Dr
Senin, 14 Januari 2008

Pmasangan Infus

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Diarsipkan di bawah: Uncategorized — wi3tha @ 4:26 am

Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena ( infus ). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kester lan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena ( pembuluh darah pasien ) diantaranya vena lengan ( vena safalika basilica dan mediana kubiti ), pada tungkai (vena safena ), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2. infus pengobatan dan pemberian nutrisi

Alat dan bahan
1. Standar infus
2. Set infus
3. Cairan sesuai program medik
4. jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kasa steril
11. Betadin
12. Sarung tangan

Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cucu tangan
3. hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses slang ke botol infuse
4. isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian da buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara slang keluar
5. letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan
6. lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar )
7. Gunakan sarung tangan steril
8. disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
9. lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
11. setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infus
12. buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
13. lakukan fiksasi dengan kasa steril
14. tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Kateter

prinsip prinsip pemasangan kateter :
  1. Gentle
  2. Sterilitas
  3. Adekuat lubrication
  4. Gunakan kateter ukuran kecil

Indikasi pemasangan kateter:

1. Diagnostik (secepatnya dilepas)

  1. Mengambil sample urin untuk kultur urin
  2. Mengukur residu urine
  3. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiology
  4. Urodinamik
  5. Monitor produksi urine atau balance cairan.

2. Terapi (dilepas setelah tujuan dicapai)

  1. Retensi urine
  2. Self interniten kateterisasi (CIC)
  3. Memasukan obat-obatan
  4. Viversi urine
  5. Sebagai splin

Macam-macam kateter, dibedakan berdasarkan:

- bentuk

- ukuran

- bahan

- sifat pemakaian

- system retaining (pengunci)

- jumlah percabangan

Bentuk Kateter :

- Straight; lurus tanpa ada cabang

Contoh :

1. Robinson kateter

2. Nelaton kateter

- Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping

Contoh : Kateter Tiemann

- Self Retaining Kateter; dipakai menetap

Contoh :

1. Molecot Kateter

2. Foleey Kateter

Ukuran :

Skala Cheriere’s (Franch)

Ich atau Fr 0,33 mm

Atau 1 mm = 3 Fr

Contoh:

Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm

Bahan :

- Stainless

- Lateks (karet)

- Silikon

- Dilapisi silikon

Jumlah percabangan :

- Cabang 2

- Cabang 3

A. KOMPLIKASI

Komplikasi pemasangan kateter antara lain :

- Bakterial Shock

- Striktur uretra

- Ruptur uretra

- Perforasi buli-buli

- Pendarahan

- Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan

B. PROSEDUR PEMASANGAN KATETER

Alat-alat yang dibutuhkan :

    1. Xilocain jelly / instilagel
    2. kasa steril
    3. sarung tangan steril
    4. betadine
    5. kateter sesuai ukuran
    6. urine bag
    7. spuit 10 ml
    8. agua untuk balon kateter
    9. duk bolong steril
    10. bengkok / nierbecken
    11. pinset anatomis steril
    12. plester

    Prinsip- prinsip pemasangan kateter

    1. gantle / lembut
    2. Asepsis &antiseptic
    3. Lubrikasi yang adekuat
    4. Gunakan ukuran kateter yang lebih kecil / sesuai

  1. Tata cara pemasangan kateter
    1. Pastikan alat yang dibutuhkan sudah tersedia lengkap
    2. Jelaskan tujuan pemasangan kateter kepada pasien
    3. Penderita posisi terlentang
    4. Operator sebelah kiri pasien
    5. Asepsis & antisepsis penis dengan betadine dan kassa steril
    6. Pasang duk bolong steril
    7. Pegang penis dengan kasa steril pakai tangan kiri
    8. Meatus uretra eksternus dilakukan aseptic & antiseptic dengan betadin
    9. Semprotkan jelly yang adekuat

Gambar 2. Pemberian jelly pada pemasangan kateter pada pria dan wanita

    1. Kateter dilumuri jelly
    2. Pasang kateter dengan pinset anatomis secara gentle dengan tangan kanan pastikan urine keluar

Gambar 3. Pemasangan kateter dengan gentle pada pria dan wanita

    1. Kembangkan balon sesuai ketentuan
    2. Catat volume inisial urine dan warna yang keluar
    3. Kateter difiksasi dengan plester

HUKNAH RENDAH

HUKNAH RENDAH

A. Pengertian

Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.

B. Tujuan

1. Merangsang peristaltik usus, sehingga pasien dapat buang air besar

2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi

3. Sebagai tindakan pengobatan

C. Indikasi

1. Pasien yang obstipasi

2. pasien yang akan di operasi

3. Persiapan tindakan diagnostika misalnya ( Pemeriksaan radiologi )

4. Pasien dengan melena

D. Persiapan

1. Persiapan pasien

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya

e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

f. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi

g. Privacy klien selama komunikasi dihargai.

h. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

i. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

j. Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)

2. Persiapan alat

a. Sarung tangan bersih

b. Selimut mandi atau kain penutup

c. Perlak dan pengalas bokong

d. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya

e. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)

f. Bengkok

g. Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air

h. Tiang penggantung irigator

i. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet

E. Prosedur

1. Pintu ditutup/pasang sampiran

2. Mencuci tangan

3. Perawat berdiri di sebelah kanan klien dan pasang sarung tangan

4. Pasang perlak dan pengalas

5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan

6. Atur posisi klien sim kiri

7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator

8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan

9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien

10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok

11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly

12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan

13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok

14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar

15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.

16. Klien dirapihkan

17. Alat dirapikan kembali

18. Mencuci tangan

19. Melaksanakan dokumentasi :

a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

b. Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

HUKNAH TINGGI

A. Pengertian

Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden dengan menggunakan kanul rekti

B. Tujuan

1. Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi

2. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik

C. Persiapan

1. Persiapan pasien

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya

e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

f. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi

g. Privacy klien selama komunikasi dihargai.

h. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

i. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

j. Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)

2. Persiapan alat

a. Sarung tangan bersih

b. Selimut mandi atau kain penutup

c. Perlak dan pengalas bokong

d. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya

e. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)

f. Bengkok

g. Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air

h. Tiang penggantung irigator

i. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet

D. Prosedur

1. Pintu ditutup/pasang sampiran

2. Mencuci tangan

3. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan

4. Pasang perlak dan pengalas

5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan

6. Atur posisi klien sim kiri

7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator

8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan

9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien

10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok

11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly

12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan

13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok

14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar

15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.

16. Klien dirapihkan

17. alat dirapihkan kembali

18. Mencuci tangan

19. Melaksanakan dokumentasi :

a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

Senin, 15 Desember 2008

5 Tips Ibu Menyusui

Berikut adalah beberapa tips bagi para ibu yang sedang menyusui:
1. Jangan menjadwalkan pemberian ASI. Susuilah bayi pada saat dia meminta dan hentikan hanya setelah dia merasa cukup, sebab:
Bayi memiliki lambung yang kecil dan ASI sangat mudah diserap. Semakin muda umur bayi, semakin cepat dia merasa lapar kembali. Kapasitas produksi ASI antar ibu juga bervariasi. Semakin kecil produksi, semakin sering dan lama bayi harus disusui. Hanya bayi itu sendiri yang tahu kapan saatnya harus menyusu.
Kandungan gizi dalam ASI yang dikeluarkan selama menyusui bervariasi. Kandungan lemak pada menit-menit awal cukup rendah, lalu meningkat terus sampai menit terakhir. Bila ibu menghentikan proses menyusui sebelum saatnya, maka bayi akan kekurangan lemak dan cepat lapar kembali.
Bila menyusui dilakukan secara terjadwal, dalam tiga bulan produksi ASI akan menurun. Aktivitas menyusui merangsang keluarnya hormon prolaktin yang memproduksi susu. Semakin sering menyusui, semakin besar prolaktin yang dikeluarkan. Bila ibu jarang menyusui, maka otomatis tubuhnya juga pelan-pelan akan mengurangi prolaktin yang bermanfaat dalam produksi ASI.
Bayi meminta menyusu bukan semata-mata karena lapar, namun juga karena kebutuhan emosional untuk disayangi dan dilindungi.
2. Jaga keseimbangan kedua payudara. Susui dengan kedua payudara secara bergantian. Setiap kali memulai, gunakan payudara yang terakhir disusukan.
3. Bantu bayi bila menunjukkan gejala akan bersendawa (Jawa: gumoh). Sendawakan dengan menggendong tegak pada pundak dan menepuk-nepuk punggungnya. Dengan begitu maka udara yang terisap bersama ASI secara perlahan akan keluar.
4. Bila ASI memancar sewaktu akan disusukan, keluarkan sedikit dengan tangan untuk menghindari bayi tersedak dan menolak susu. Caranya adalah dengan menopang payudara secara lembut dan mengurut ke arah areola sambil memutar pijatan ke sekeliling kuadran payudara. Kemudian, tekan areola dengan ibu jari dan jari-jari untuk mengosongkan ASI yang terdapat dalam sinus-sinus areola.Cara lain untuk mengeluarkan ASI adalah dengan pompa mekanik maupun listrik. Apabila terjadi pembengkakan payudara (engorgement) sebelum ASI dikeluarkan dengan pompa, sebaiknya payudara dipijat terlebih dahulu supaya ASI mudah keluar.
5. Bagi ibu yang terpaksa harus meninggalkan bayinya, simpanlah ASI agar dapat diberikan melalui botol pada saat bayi merasa lapar. ASI dapat disimpan di tempat yang bersih selama 6-8 jam. Bila disimpan di kulkas, jangan diberikan setelah melewati 2X 24 jam. ASI dapat bertahan hingga 2 minggu bila disimpan pada lemari pendingin bertemperatur di bawah 18 derajat celcius. Pembekuan ASI tidak banyak berpengaruh terhadap kandungan gizi dan zat kebal di dalamnya, asalkan tidak dipanaskan berlebihan sebelum diberikan ke bayi. Pemanasan di atas 62 derajat celcius selama 30 menit akan merusak unsur selular dan zat kebal di dalamnya (IgG, IgA dan IgN).